Senin, 02 Februari 2009

Susahnya menuntut komitmen

Saya baru tahu, bahwa tidak selamanya komitmen itu mampu mengikat seseorang secara penuh, dan ternyata sangat susah ketika kita ingin menuntut komitmen tersebut agar dibuktikan secara nyata.
Bahkan bagi seorang aktivis dakwah, yang sebenarnya memahami betul apa itu komitmen, tapi terkadang komitmen itu hanya berlaku untuk dirinya sendiri dan orang lain tidak berhak untuk menuntut apapun dari komitmen itu. Akibatnya dia merasa bebas untuk menjalankan atau melanggar komitmen yang sudah ada tersebut tanpa merasa terikat oleh apapun. Dalam hal berorganisasi baik formal maupun non formal yang namanya komitmen itu sangat penting, dimana dari komitmen tersebut kita dapat melihat sebesar apa loyalitas orang-orang yang berada didalamnya. Saya mencoba membandingkan organisasi yang ada dilingkungan kampus saya ayang memang punya perbedaan agak mencolok yaitu organisasi BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) dengan Rohis kampus, tentu saja ini berdasarkan pengalaman saya sendiri ketika menjalani aktivitas di dua organisasi tersebut. Ketika di BEM, komitmen itu sangat penting agar tujuan dari organisasi BEM itu dapat tercapai dan itu dibuktikan dengan datangnya semua anggota pada saat rapat, pada saat memberikan pendapat dan sebagainya, intinya terikat atau tidak anak-anak BEM memang punya loyalitas tinggi terhadap BEM tanpa perlu dipaksa. Bandingkan dengan keadaan manajemen organisasi Rohis, ketika waktunya syuro’ saja masih ada alasan bagi kadernya untuk tidak menghadiri syuro tersebut sekalipun tidak dalam keadaan yang syar’I, ketika tidak datang pada suatu kegiatan maka para mas’ul harus menguras otak agar si kader kembali aktif di Rohis, intinya terkadang kader-kader di Rohis perlu dimanjakan agar dapat menjalankan amanah yang sudah diberikan. Perbandingan lagi, ketika di BEM jika ada anggota yang melanggar peraturan maka harus diberi sanksi atau dikeluarkan dari BEM, sedangkan jika di Rohis, para mas’ul harus bekerja keras agar dapat mempertahankan kader yang bermasalah.
Pengalaman pribadi saya, saya sampai harus banyak mengurut dada ketika menangani kader-kader Rohis yang “bermasalah”, pada saat awal mereka mengisi lembar biodata selalu ada pertanyaan bagaimana komitmen mereka terhadap Rohis dan rata-rata mereka ingin agar Rohis ini semakin meningkat kinerja dan prestasinya, tapi ternyata komitmen tidak bisa dijadikan sebagai pegangan bahwa mereka akan benar-benar mengaktifkan Rohis dengan baik, dan sayangnya saya tidak bisa berbuat apa-apa, mau menuntut komitmen mereka jangan-jangan mereka malah lari meninggalkan dakwah. Itulah yang sering membuat saya heran dan bingung, kenapa orang-orang yang belum tertarbiyah saja mengerti betul apa itu komitmen dan sebesar apa pentingnya komitmen itu, sedangkan orang-orang yang tertarbiyah masih banyak yang sepertinya merasa tidak perlu terlalu terikat pada sebuah komitmen, tergantung mood-nya saja, kalau merasa sedang bersemangat ya aktif di Rohis tapi kalo sedang bad mood apa mau dikata? Padahal kita yang sudah tertarbiyah seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi yang masih amah kan? Tapi terkadang justru kinerja kita selama ini tidak lebih baik dari mereka yang masih amah, inilah yang kemudian membuat saya mengerti kenapa masih banyak organisasi dakwah itu tidak mengalami peningkatan dalam hal eksistensi dan prestasi jika orang-orang didalamnya saja tidak mau mempunyai sebuah komitmen yang bersifat permanen, padahal sudah mengerti bahwa amanah itu sekecil apapun akan dipertanggungjawabkan, buat apa ketika dalam suatu daurah rekrutmen kita berikrar atas nama Allah untuk memberikan yang terbaik bagi keberlangsungan dakwah jika ternyata ikrar itu dengan mudah kita langgar dan abaikan begitu saja, ikrar yang menjadikan Allah dan RasulNya sebagai saksi saja tidak membuat kita memiliki komitmen yang mengikat dalam membangun dakwah, jika seperti itu masih pantas jika kita menyebut diri kita adalah pejuang-pejuang Allah? para shahabat saja menjadikan bai’at kepada Rasul sebagai sebuah janji yang tidak boleh dilanggar, apalah lagi janji dan komitmen mereka terhadap Allah untuk menegakkan kalimatNya dimuka bumi, dan itulah bentuk komitmen para shahabat sampai akhirnya mereka berhasil membuat Islam menjadi besar, kalo para aktivis dakwah sekarang saja masih susah untuk dituntut komitmennya, lalu kapan kemenangan itu akan diraih? Wallahualam bish shawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar