Senin, 02 Februari 2009

Sebuah jalan hidup

September 2005
Ahh…aku menghela nafas panjang, “akhirnya citra-citaku terwujud lagi” ucapku dalam hati. Alhamdulillah, rasanya ucapan syukur itu belum cukup untuk mengungkapkan terimakasihku pada-Nya atas segala nikmat yang sudah Dia berikan padaku, ya..dulu sewaktu aku baru memasuki TK aku bercita-cita ingin menjadi murid SD, dan itu terwujud, lalu sewaktu di SD aku pun bercita-cita lagi untuk menjadi murid SMP, dan lagi itupun terwujud, di SMP aku masih melanjutkan cita-cita untuk menjadi murid SMA, dan terwujud lagi, sampai akhirnya aku bercita-cia menjadi seorang mahasiswa, itu pun terwujud hari ini. Yup..aku telah lulus SMA dan mengikuti UMPTN di kampus kebanggaan daerah-ku ini, Universitas Lambung Mangkurat!
Dari kejauhan kulihat sosok yang sangat amat kukenal…”Halo my best friend, How R U today? Are U Happy?” tanyanya dengan wajah yang sumringah, tapi yang pasti dia bukan bule loh mentang2 pake bahasa Lady Diana itu. Aku diam sejenak dan kembali tafakur dalam hati, Ya Allah betapa bertumpuk nikmat yang Kau berikan, setelah kelulusanku masuk universitas, sekarang ditambah lagi kenikmatan itu, ya..aku masih didekatkan Allah dengan seseorang yang sangat special dalam hidupku, orang yang begitu kusaang dan kucintai karena Allah, aku biasa memanggilnya dengan nama Andri, eits tunggu dulu, jangan SAHAM alias salah paham dulu, mentang2 namanya Andri, yang terpikirkan dia cowok dan jika kubilang dia orang special pasti deh pikirannya dia pacarku! Wah jangan sampe gitu donk, abis deh nama kerenku sebagai aktivis Rohis di SMA luntur…trus siapa donk???
Oke deh..nama lengkapnya Andriani Nurazkiya, tapi dia lebih suka dipanggil Andri, katanya biar ga’ terlalu feminism coz dia agak tomboy sih, kalo baca nama belakangnya jadi ingat sama salah satu tokoh di Novel Ayat-ayat Cinta karangan Kang Abik. Yup kembali ke sosok Andri!!!
“Hei..ngelamun sih, ga usah segitunya donk kalo terpesona sama aku” ucapnya sembil bergaya bak artis
“ihh..siapa juga yang terpesona sama kamu, orang aku malah dah bosan liat wajah kamu, makanya tiap bulan tuh ganti wajah donk biar aku liat kamu tuh selalu surprise” jawabku lagi sambil menahan tawa
“enak aja, emang mukaku punya mor yang gampang dilepas pake obeng” tawa kami pun lepas seketika. Itulah kami kalo udah ketemu, ga’ bakal habis obrolan, aku dan Andri udah bersahabat sejak duduk di bangku SMP, awalnya kita satu kelompok waktu MOS, trus sama-sama datang terlambat, udah deh kena hokum cabutin rumput sama bersihin sampah,sejak itulah kita banyak obrolin tentang apa saja. Kini..kami kembali bersama kuliah di kampus Unlam tapi beda fakultas, dia memilih kuliah di Kehutanan sedangkan aku di Teknik Sipil. Setelah bercanda agak lama, kami berpisah karena kami harus mengikuti P2B yang diadakan di masing2 fakultas.

Januari 2006
Kuliahku cukup menyita waktu, habis kuliah teori, lanjut lagi praktikum. Sekarang lagi nyiapin buat ujian semester. Saat aku menyiapkan bahan2 kuliah, tiba2 sebuah figura foto jatuh, segera aku memungutnya. Ahh..fotoku dengan Andri waktu perpisahan di SMA, Astagfirullah..aku baru sadar, sudah cukup lama aku tidak bertemu Andri, bahkan waktu lebaran kemarin, aku ikut pulkam ke kota komunitas keluarga Abah, cukup lama setelah itu aku kembali ke rutinitas kuliah, kami hanya berucap lebaran via SMS.
Yah..selain sibuk kuliah aku juga ikut organisasi, melanjutkan “tradisi”ku waktu di sekolah dulu, kembali aku memilih FSI Al Ukhuwah, UKM Rohis di kampus, ditambah dengan menyalurkan bakat politikku di KAMMI, kalo yang terakhir ini, memang dari sejak SMA aku incar, aku suka dengan identitas intelektual mereka, mereka pintar berdebat tentang keislaman dan politik, kalo lagi demo, ga’ pernah anarkis malah begitu indah kulihat barisan mereka yang teratur layaknya sebuah bangunan yang kuat dan kokoh. Kembali ke Andri, yang kutahu dari komunikasi kami via SMS, dia juga jadi aktivis kampus, jadi selain kuliah, dia juga aktif di Mapala, sesuai dengan hobinya yang suka traveling alam sejak SMA. Ahh..Andri, aku sebenarnya berharap suatu hari nanti Allah akan membuka hatimu, kalo ga’ bisa di SMA dulu sejak aku aktif di Rohis, ya dikampus Dia akan memberikan hidayah padamu. Andri juga masih enggan memakai jilbab, alasannya belum siap ditambah karakter tomboynya, apalagi dia sering ikut kegiatan panjat gunung, kalo pake jilbab susah bergerak katanya.

April 2006
Sore ini aku janjian ketemu dengan Andri, di taman dekat kota, tempat kesukaan kami sejak dulu. Jam 5 sore, Andri datang masih dengan tampilan nyentrik-nya. Ahh..agak hitam Andri sekarang, mungkin dia terlalu sering beraktifitas dibawah terik matahari.
“Hai Aisha” sapanya padaku.
“waalaikum salam” jawabku sembari mengingatkan kalo ketemu sesame muslim itu pake salam yang Islami.
“eh iya assalamualaikum..hehe sorry neng, aku lupa.” Jawabnya tersipu.
Pembicaraan pun mengalir, cukup banyak yang kami bicarakan, yah maklum saja hampir setengah tahun kami ga’ selama ini ketemu dikarenakan kesibukan masing-masing. Ditengah obrolan kami, Andri mengatakan kalo dia bakal berpetualang memanjat gunung bersama organisasi Mapala di kampusnya, ga’ tanggung2 , manjatnya di gunung Semeru, gunung yang jadi favorit anak2 pecinta alam, aku jadi membayangkan kisah Soe Hok Gie, seorang aktivis mahasiswa yang tewas saat mendaki gunung Semeru. Andri bilang itu akan jadi pengalaman terindahnya. Aku hanya mengangguk, selain cerita rencana Andri naik gunung, aku juga bercerita tentang aksi yang beberapa hari lalu kulakukan bersama saudara2 seperjuangan di KAMMI, menolak kenaikan harga BBM. Andri yang juga kebetulan seorang yang sangat peduli sosial ikut meramaikan obrolan kami, ngobrol dengan Andri tentang apapun pasti selalu mengasyikkan, dia berusaha menyambung-nymabungkan pembicaraan bahkan kalo aku bercerita tentang aktivitas di Rohis. Tak terasa adzan Maghrib berkumandang, aku baru ingat ni kan hari Sabtu, lalu kuajak Andri untuk nginap dirumahku, kebetulan hari sabtu yang biasanya kuisi dengan keiatan Mabit rutin pekan ini ditiadakan, Andri pun dengan riang memenuhi ajakanku.
***
Tengah malam seperti biasa aku bangun untuk memnuhi undangan Allah, tahajud ditambah dengan muhasabah, kebetulan Andri nginap, kucoba untuk membangunkannya dan mengajaknya ikut serta berwisata spiritual denganku. Dengan kondisi antara sadar dan tidak sadar, Andri beranjak dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu. Dia sudah paham kalo udah nginap dirumahku, maka siap2lah tidur kurang dari 4 jam karna pasti aku akan mengkorupsi waktu tidur normalnya untuk berwisata bersama Allah. Selesai tahajud 8 rakaat ditambah witir 3 rakaat, kami pun bermuhasabah dengan masih aku yang ngisi muhasabah itu. Aku ambil al qur’an terjemahanku dan mencari ayat2 tentang kekuasaan Allah, tentang penciptaan alam semesta, langit, bumi, gunung, lembah dan lainnya, sengaja aku pilih ayat2 itu sebagai bekal buat Andri. Menjelang adzan subuh akupun menyelesaikan muhasabah dan bersiap untuk sholat subuh berjamaah.

Juni 2006
Entah kenapa hari ini perasaanku tidak enak, biasanya kalo sudah ga’ enak gini pasti sedang terjadi sesuatu terhadap seseorang yang sangat dekat denganku. Segera ku SMS teman2 Rohis kampusku, sekedar tahu bagaimana keadaan mereka tapi ternyata mereka semua baik2 saja. Tiba2 aku teringat Andri, ya..3 hari yang lalu dia pamit untuk berangkat menuju gunung Semeru, ya Allah apa telah terjadi sesuatu padanya? Segera ku SMS Andri menanyakan kabarnya, tidak ada jawaban sampai akhirnya beberapa jam kutunggu tidak dibalas, ku telpon ke no Andri berharap semoga dia mengangkat telpon dariku, namun nihil, yang sering menjawab telponku adalah mailbox ala Andri. Aku segera berdoa dalam hati dan berharap semoga Andri baik2 saja disana.
Ba’da maghrib telpon dirumahku berdering, segera kuangkat dan ternyata itu dari mamanya Andri, tiba2 saja perasaanku yang tadi siang berkecamuk lagi dan benar saja, sambil menahan tangis, mamanya Andri bilang kalo Andri tiba2 saja pingsan saat berada dipuncak gunung Semeru, teman2 disana tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi, awalnya mereka pikir Andri Cuma kelelahan namun setelah dicoba disadarkan dengan alcohol dia tetap belum sadarkan diri. Kemudian teman2nya segera mencari bantuan dan melarikan Andri ke Rumah Sakit terdekat, hingga saat ini kondisinya masih belum stabil. Aku syok mendengar kabar itu, mamanya Andri akan segera menyusul Andri di Jaw a sana, aku pun menyatakan ikut serta untuk mendampingi Andri. Malam ini juga kami berangkat dengan menggunakan pesawat menuju Surabaya.
Sampai dirumah sakit, aku dan mama Andri langsung menuju ruang UGD, disana teman2 Mapala-nya masih menunggui Andri. Sembari menenangkan mama Andri, aku melongok melalui kaca pintu masuk ruang dimana Andri dirawat, ahh..Andri apa yang sekarang sedang kamu lakukan dibawah alam sadarmu, ya Allah selamatkan Andri, berikan dia kesempatan lagi, jika apa yang kini terjadi padanya merupakan pelajaran dariMu maka berikan dia kesempatan untuk lebih memahamiMu ya Rabb..doaku dalam hati.
***
Agustus 2007, di acara Welcome To Campus
Tahun ini kampus Unlam semakin ramai, mahasiswanya bakal tambah banyak, ini juga dikarenakan banyaknya fakultas2 baru yang dibuka. Aku melihat sekelilingku, adik2 di Rohis dan KAMMI sedang “gerilya” mencari calon2 pemegang estafet dakwah, namun kali ini ada pemandangan yang berbeda, ya…diantara mereka ada sosok yang begitu kurindukan, dialah Andri. Setelah sempat koma selama hampir 3 bulan tanpa para dokter tahu sakit apa yang sebenarnya diderita Andri, berbagai diagnosa dikeluarkan tapi tetap saja analisa para dokter tidak ada yang tepat, hanya Allah yang tahu apa yang terjadi dengan Andri. Tak lama setelah Andri sadar, dia pun bercerita bahwa pada saat dirinya berada dipuncak gunung, dia seolah mendengar ada orang yang mengaji, suaranya merdu sekali, anehnya ayat2 yang dilantunkan orang tersebut hampir sama dengan ayat2 yang dulu pernah kubacakan saat kami muhasabah, dan keanehan lain, Andri seolah melihat gunung tempatnya berpijak bergeser sedikit demi sedikit dan seolah terguncang, hingga akhirnya Andri pingsan. Dan berselang lama setelah dia sembuh, dia masih belum jera menaiki gunung, namun kali ini setiap kali naik gunung, tak lupa ditangan kanannya tertenteng sebuah Al qur’an terjemahan, Andri mulai mencari jati dirinya dan menikmati segala bentuk kekuasaan Allah di alam semesta hingga akhirnya hatinya terbuka dan dia mulai akrab dengan teman2 Rohis di kampusnya, juga menyalukan jiwa sosialnya ke KAMMI, hingga kini Andri merupakan asset besar anak2 Dept Sosmas di KAMMI, melalui Andri, DSM mulai banyak memiliki jaringan para pengusaha yang bersedia menjadi donator tetap untuk kegiatan sosial, bahkan Insya Allah, KAMMI akan segera memiliki sebuah rumah singgah untuk anak2 jalanan sebagai pusat pembinaan. Ya Allah..sungguh indah scenario yang Kau berikan ke Andri, dia harus melalui jalan yang berliku dulu hingga akhirnya hatinya terbuka untuk lebih mengenal dan mencintaiMu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar